Makin hari, dengan bertambahnya kesibukan yang harus dikerjakan *alasan dot com* membuat saya agak kurang bersemangat dalam menulis. Gaya menulis mulai nggak jelas, kadang [sok] serius, kadang pengen dengan becanda [tapi gagal]. Jumlah tulisan saya dan kualitasnyapun mulai diragukan. Ujung-ujungnya, saya jadi makin malas menulis di blog. Temanya loncat-loncatan. Meski ada pula yang suka, jika saya tidak menulis soal blog melulu.
Kalo diperhatikan, tulisan di blog saya cukup pendek [di bawah 1.000 kata per tulisan] dan tidak bersambung atau berbentuk serial. Alasan saya dalam membuat tulisan yang nggak terlalu panjang antara lain:
1. Fokus pada satu bahasan.
Saya menginginkan satu tulisan saya fokus untuk satu tema yang tidak terlalu umum. Jika tulisan dirasa akan panjang, saya usahakan membaginya dalam beberapa judul.
Keuntungan: jumlah tulisan yang dihasilkan akan lebih banyak.
2. Lebih cepat membuatnya.
Membayangkan sebuah tulisan yang panjang saja sudah membuat saya pusing, apa lagi harus menulisnya. Lebih cepat
lebih baik dibuat, lebih banyak lagi waktu blogging yang dialokasikan untuk kegiatan lain seperti blogwalking atau membaca feed.
3. Tidak perlu referensi terlalu banyak.
Sebelum menulis, tentu saya membaca referensi terlebih dahulu. Untuk tulisan yang lebih pendek dan cakupannya sempit, mungin hanya dibutuhkan beberapa judul saja, atau terkadang malah mengandalkan kemampuan sendiri.
4. Bukan artikel yang dilombakan atau dinilai; Yang penting manfaat.
Nggak perlu ragu terlihat dangkal atau cetek hanya karena tulisan kita pendek saja. Tentu dengan tidak mengurangi manfaat tulisan yang kita bagikan kepada orang lain, tetap akan bagus di mata pembaca.
5. Meminimalisir fast reader.
Beberapa bloger yang berpandangan semakin banyak komentar semakin terkenal, suka mengidap sindrom OOT demi kejar tayang komentar. Saya sendiri juga kasihan jika “memaksa” mereka membaca tulisan saya yang panjang dan bertele-tele, makanya sebisa mungkin saya persingkat, biar mereka makin cepat berkomentar.
6. Memberi kesempatan pembaca menambahkan.
Tau kan, kalo saya seringkali mengajukan pertanyaan di awal atau di akhir tulisan saya? Nah, jika tulisan pendek saya belom lengkap, toh, saya nggak salah-salah amat, pembaca diperbolehkan menambah seluas-luasnya. 😳
7. Kehabisan ide tulisan.
Apanya yang mau dijabarkan panjang lebar? Wong bisanya cuma menulis judulnya dan membuat [seolah-olah] tulisan yang nggak ada isinya buat pembaca. 😥
Kesimpulan saya:
Bagaimanapun; orang lebih suka membaca tulisan yang pendek daripada yang panjang. Percayakah?